Februari 24, 2019

Harap yang Tersemat

1 comments
Seiring berjalannya waktu aku sedikit tak memperdulikan tentang perasaan, namun ternyata terlalu mencintai seseorang membuatku sulit untuk mencintai yang lain. Hingga aku putuskan untuk menyibukkan diri dan mengabaikan semuanya. Hasilnya? iya aku sudah mulai terbiasa.

Terbiasa tanpa kehadiranmu, terbiasa tanpa perhatianmu.

Mencintai adalah soal pembelajaran bahkan ujian.
Mungkin kita adalah sebuah ketidaksengajaan, aku tak sengaja bertemu denganmu dan jatuh cinta. Tapi, Tuhan tidak memperkenankan kita bersatu untuk waktu yang lama.

Suatu hari nanti aku pasti akan mengerti, kenapa Tuhan tidak mengizinkan kita untuk tetap bersama, dan aku harus berhenti, berhenti melangkah mundur kembali ke masa lalu.

Setiap orang sudah ditakdirkan berpasangan bukan?

Aku pasti akan menemukan seseorang yang benar-benar menyayangiku, seseorang yang benar-benar mencintaiku.

Ada harap yang tersemat di setiap hariku, ada sepercik ingin akan bahagia yang tak akan berlalu, kuat dan ketegaran dalam hadapi berbagai pilu, serta kerelaan untuk membiarkan yang ada di masa lalu, tetap di masa lalu. Karena kesadaran bahwa hidup harus terus melaju.

Terimakasih telah memutuskan untuk pergi, caramu mengkhianatiku kemarin adalah cara Tuhan mempertemukan aku dengan seseorang baru yang lebih baik nanti.


-snwidya

Februari 17, 2019

Hujan Memori

1 comments

Lagi-lagi aku diingatkan oleh hujan, diingatkan tentang bagaimana kamu mengkhianatiku, tentang bagaimana kamu meninggalkanku karena dia.

Dia, seseorang yang kamu anggap lebih baik dari diriku.
Dia, seseorang yang kamu anggap malaikat tak bersayapmu.

Seharusnya dari dulu kamu bicara, sebelum semuanya terlambat. Katakan saja bahwa kamu tidak mencintaiku, katakan saja bahwa kamu hanya ingin singgah dan menikmati kopi buatanku. Jangan malah memberi nyaman dan kebahagian.

Aku memang akan sedih ketika orang yang aku cintai ternyata lebih mencintai orang lain. Tapi akan lebih menyakitkan melihat orang yang kucintai ternyata hanya pura-pura mencintaiku.

Aku kira kamu bersedia untuk terus memperjuangkanku, ternyata aku salah.
Ternyata selama denganku, kamu tak pernah sekalipun memperjuangkanku. Kamu hanya memperjuangkan apa yang kamu inginkan, kamu hanya memperjuangkan apa yang jadi kebahagianmu saja.

Aku hanya bisa diam tidak bisa banyak bicara, dan aku hanya bisa menahan, menahan rasa cintaku, karena cintamu hanya untuk dia, tidak pernah ada untukku.

Aku lebih terasa hampa dari kertas putih pada saat itu, tapi mau tidak mau aku harus bangkit dan melupakanmu. Walaupun melupakanmu bukanlah hal yang mudah, walaupun pada akhirnya rindu ini akan menyesakanku, aku harus berani menikamnya setiap detik.

Mungkin duniamu bukan lagi aku, aku bukan lagi seseorang yang kamu inginkan. Sakit memang sakit rasanya, kecewa memang kecewa yang kudapatkan, tetapi akulah yang memilih untuk mencintaimu.

Pesanku kepadamu " jangan pernah kembali". Karena kita sudah berada di titik akhir sebuah cerita.

-snwidya




 

Nona Renjana © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates